Lumba-lumba adalah mamalia laut yang sangat cerdas,
selain itu sistem alamiah yang melengkapi tubuhnya sangat kompleks. Lumba-lumba
memiliki sebuah sistem yang digunakan untuk berkomunikasi dan menerima rangsang
yang dinamakan sistem sonar, sistem ini dapat menghindari benda-benda yang ada
di depan lumba-lumba, sehingga terhindar dari benturan. Karena kelebihan pada
mamalia inilah lumba-lumba sering dijadikan sebagai objek peragaan untuk sarana
edukasi.
Pada tanggal 23 Januari
sampai dengan 22 Februari 2015 diselenggarakan Peragaan Lumba-Lumba di Stadion
Joyokusumo Pati, Kabupaten Pati oleh Lembaga Konservasi (LK) dari PT. Batang
Dolphin Center (BDC), Kab. Batang. Peragaan Lumba-Lumba yang telah
diselenggarakan ini telah memenuhi ijin dan prosedur yang ada sebelumnya.
Setelah mengadakan peragaan lumba-lumba dan satwa lainnya selama satu bulan,
dilakukan kembali pengawasan dan pemeriksaan oleh petugas untuk pengangkutan
kembali satwa ini ke tempat asal LK PT. BDC di Kabupaten Batang.
Salah satu faktor yang
sering disorot adalah kelayakan proses pengangkutan yang sering disebutkan
belum memenuhi prosedur yang ada. Dalam prosedur pengangkutan satwa ini harus memperhatikan keamanan dan kenyamanan satwa. Prosedur pengangkutan ini sudah tercantum dalam Peraturan Direktur Jendral Perlindungan dan Konservasi Alam Nomor : P.16/IV-SET/2014 tentang Pedoman Peragaan Lumba-Lumba.
Selanjutnya, pada tanggal 23 Februari 2015 dalam hal ini Polhut Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah yaitu Iwan Santoso dan Mu'ali, melaksanakan proses pemeriksaan dan pengawasan pengangkutan lumba-lumba dari Stadion Joyokusumo Pati untuk dikembalikan ke tempat asal Lembaga Konservasi PT. Batang Dolphin
Center di Kabupaten Batang.
Pengangkutan Lumba-Lumba ini
menggunakan mobil box yang sudah dimodifikasi khusus untuk pengangkutan
lumba-lumba. Di dalam mobil memuat dua buah boks atau kotak tempat lumba-lumba
dengan ukuran box mencapai 3 x 1 x 1 meter yang telah disesuaikan dengan besar
lumba-lumba, yang terbuat dari fiber dan dilindungi dengan rangka besi.
Gambar 1. Box tempat angkut lumba-lumba
Pertama hal yang dilakukan dalam proses pengangkutan lumba-lumba adalah
proses penangkapan lumba-lumba dari kolam. Proses penangkapan lumba-lumba ini
harus dilakukan oleh petugas yang sudah terbiasa berinteraksi dengan satwa ini,
hal ini dilakukan untuk meminimalisir tingkat stres satwa pada saat proses
pemindahan lumba-lumba.
Gambar 2. Penyiapan tandu angkut lumba-lumba
Proses
pemindahan menggunakan tandu yang terbuat dari bahan khusus yang lembut, selembut handuk yang
di basahi, jika tidak ada dapat menggunakan terpal kemudian dilapisi dengan
handuk yang telah di basahi.
Gambar 3,4,5. Pengangkutan lumba-lumba dengan ditandu menuju kendaraan angkut
Mobil angkut yang digunakan untuk
mengangkut lumba-lumba ini harus mempunyai ventilasi yang memadai dan mempunyai
peneduh untuk menjaga agar tidak terkena hujan dan panas, yang paling penting
kendaraan (mobil) angkut ini harus layak jalan dan nyaman.
Dalam pengangkutan lumba-lumba kali
ini menggunakan sistem basah, sehingga pada kendaraan angkut di dalamnya telah
disiapkan box yang telah diisi air hingga setengah badan lumba-lumba.
Gambar 6. Pengisian air ke dalam box
Setelah
box yang berisi air siap, lumba-lumba yang telah dipindahkan dengan terpal
diangkut dan dipindahkan ke dalam box. Posisi lumba-lumba ini ditandu, dan pada
terpal penandu diberi lubang untuk tempat sirip
Gambar 7. Proses pemindahan ke dalam box
Lumba-lumba
diletakkan di dalam box bersama dengan tandunya, hal ini dilakukan bukan untuk
menyiksa satwa ini melainkan sebagai bentuk pengamanan posisi lumba-lumba agar
tidak banyak bergerak yang dapat menimbulkan luka goresan pada lumba-lumba itu
sendiri akibat guncangan saat di perjalanan.
Gambar 8, 9. Proses penataan tandu ke dalam box
Pada saat proses pengangkutan dengan
alat angkut darat dalam hal ini mobil harus memperhatikan :
- satwa tidak
diperkenankan diberi makan selama perjalanan;
- waktu
perjalanan dilakukan pada sore, malam, atau dini hari;
- harus
didampingi paling sedikit 2 (dua) petugas / perawat;
- posisi
lumba-lumba harus selalu diawasi dan apabila lumba-lumba dinilai tidak nyaman,
maka segera dilakukan tindakan untuk mengubah posisi;
- laju kendaraan tidak boleh melaju dengan kecepatan
yang tinggi.
Jadi dalam prosedur pengangkutan
lumba-lumba ini harus memperhatikan aspek kenyamanan dan keselamatan satwa.
Usahakan dalam saat pengangkutan kondisi di dalam kendaraan angkut sirkulasi
udaranya bagus, dan dengan suhu berkisar
10o – 28o C . Dan setelah pengangkutan dan sampai kembali
ke asal, lumba-lumba ini harus segera dipindahkan dan diperiksa kembali. Waktu
istirahat paling sedikit selama 2 (dua) hari untuk beradaptasi dengan
lingkungan setempat.
Dilaporkan dan ditulis oleh : Iwan S, Mu'ali, Desinta M.A